PERJUANGAN DAN AJARAN KI HAJAR
DEWANTARA
A.Konsep Ajaran Ki Hajar Dewantara
a.
Bidang
pendidikan : Tri Pusat Pendidikan(keluarga,sekolah,masyarakat),sistem among
/tutwuri handayani,berasaskan kekeluargaan,pemerataan pendidikan.
b.
Bidang
kebudayaan : Trikon (kontinyu,konsentris,dan konvergen)
c.
Bidang
Politik/kemasyarakatan : Trilogi Kepimpinan (ing ngarsa sung taulada,ing madya
mangun karsa,Tutwuri handayani)
B. Fatwa Untuk Hidup Merdeka
Untuk peneguh keyakinan perjuangan kita, Ki Hadjar Dewantara memberikan
kita bundelan dari beberapa ajarannya, yang disebut Ki Hadjar sebagai “
fatwa akan sendi hidup merdeka”.
Untuk dingat-ingat,direnungkan dan
diamalkan:
1.
“ Lawan
Sastra Ngesti Mulya”
Dengan pengetahuan kita menuju
kemuliaan. Inilah yang dicita-citakan Ki Hadjar dengan Tamansiswanya, untuk
kemuliaan nusa bangsa dan rakyat. Sastra herjendrayuningrat pangruwatin dyu
berarti ilmu yang luhur dan mulia menyelamatkan dunia serta melenyapkan
kebiadaban.
Fatwa ini adalah juga
candrasengkala,mencatat lahirnya Tamansiswa (tahun 1852 atau 1922).
2.
“ Suci Tata
Ngesti Tunggal”
Dengan suci batinnya,tertib lahirnya
menuju kesempurnaan,sebagai janji yang harus diamalkan oleh tiap-tiap peserta
perjuangan Tamansiswa.
Fatwa ini juga sebagai candrasengkala,mencatat
lahirnya persatuan Tamansiswa (tahun 1853 atau 1923).
3.
“ Hak diri
untuk menuntut salam dan bahagia”
Berdasarkan asas Tamansiswa,yang
menjadi syarat hidup merdeka berdasarkan pada ajaran agama,bahwa bagi Tuhan
semua manusia itu pada dasarnya sama; sama haknya dan sama kewajibannya. Sama
haknya mengatur hidupnya serta sama haknya menjalankan kewajiban
kemanusiaan,untuk mengejar keselamatan hidup lahir dan bahagia dalam hidup
batinnya. Jangan kita hanya mengejar keselamatan lahir, dan jangan pula hanya
mengejar kebahagiaan hidup batin.
4.
“ Salam
bahagia diri tak boleh menyalahi damainya masyarakat”
Sebagai peringatan, bahwa
kemerdekaan diri kita dibatasi oleh kepentingan keselamatan masyarakat. Batas
kemerdekaan diri kita ialah hak-hak orang lain yang seperti kita masing-masing
sama-sama mengejar kebahagiaan hidup. Segala kepentingan bersama harus
diletakkan di atas kepentingan diri masing-masing akan hidup selamat dan
bahagia, apabila masyarakat kita terganggu, tidak tertib dan damai. Janganlah
mengucapkan “hak diri” kalau tidak bersama-sama dengan ucapan “tertib damainya
masyarakat”, agar jangan sampai hak diri itu merusak hak diri orang lain sesama
kita, yang berarti merusak keselamatan hidup bersama, yang juga merusak kita
masing-masing.
5. “ Kodrat
alam penunjuk untuk hidup sempurna”
Sebagai pengakuan bahwa kodrat alam,
yaitu segala kekuatan dan kekuasaan yang mengililingi dan melingkungi hidup
kita itu adalah sifat lahirnya kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa, yang berjalan
tertib dan sempurna di atas segala kekuasaan manusia. Janganlah hidup kita bertentangan
dengan ketertiban kodrat alam. Petunjuk kodrat alam kita jadikan pedoman hidup
kita, baik sebagai alam kita jadikan pedoman hidup kita, baik sebagai orang
seorang atau individu, sebagai bangsa maupun sebagai anggota dari alam
kemanusiaan.
6.
“ Alam hidup
manusia adalah alam hidup berbulatan”
Berarti bahwa hidup kita
masing-masing itu ada dalam lingkungan berbagai alam-alam khusus yang saling
berhubungan dan berpengaruh. Alam khusus ialah alam diri,alam kebangsaan dan
alam kemanusiaan. Rasa diri, rasa bangsa dan rasa kemanusiaan,ketiga-tiganya
hidup dalam tiap-tiap sanubari kita masing-masing manusia. Adanya perasaan ini
tidak dapat dipungkiri.
7. “ Dengan
bebas dari segala ikatan dan suci hati berhambalah kita kepada Sang Anak”
Penghambaan kepada Sang Anak tidak
lain daripada penghambaan kita sendiri. Sungguhpun pengorbanan kita itu kita
tunjukkan kepada Sang Anak, tetapi yang memerintahkan kita dan memberi titah
untuk berhamba dan berkorban itu bukan si anak, tetapi kita sendiri masing-masing.
Di samping itu kita menghambakan diri kepada bangsa, negara pada rakyat dan
agama atau terhadap lainnya. Semua itu tak lain penghambaan pada diri
sendiri,untuk mencapai rasa bahagia dan rasa damai dalam jiwa kita sendiri.
8.
“ Tetep –
Mantep – Antep”
Dalam melaksanakan tugas perjuangan
kita, kita harus tetap hati. Tekun bekerja,tidak menoleh kekanan dan
kekiri. Kita harus tetap tertib dan berjalan maju. Kita harus selalu “Mantep”,
setia dan taat pada asas itu, teguh iman hingga tak ada yang dapat menahan
gerak kita atau membelokkan aliran kita.
Sesudah kita tetap dalam gerak lahir
kita dan mantep dan tabah batin kita, segala perbuatan kita akan “antep”,
berat berisi dan berharga. Tak mudah dihambat, ditahan-tahan dan dilawan oleh
orang lain.
9.
“ Ngandel –
Kendel – Bandel ”
Kita harus “ngandel”, percaya jika
kepada kekuasaan Tuhan dan percaya kepada diri sendiri. “ Kendel”, berani,tidak
ketakutan dan was-was oleh karena kita percaya Tuhan dan kepada diri sendiri.
“Bandel”,yang berarti tahan,dan tawakal. Dengan demikian maka kita menjadi
“kendel”, tebal, kuat lahir batin kita, berjuang untuk cita-cita kita.
10. “ Neng
– Ning – Nung – Nang “
Dengan “neng”, meneng,
tenteram lahir batin, tidak gugup, kita menjadi “ning”,wening, bening,
jernih pikiran kita, mudah membedahkan mana hak dan mana batil, mana benar mana
salah, kita menjadi “nung”,hanung, kuat sentosa,kokoh lahir dan batin
untuk mencapai cita-cita. Akhirnya “nang”, menang, dan dapat wewenang,
berhak dan kuasa atas usaha kita.
Sepuluh fatwa Ki Hadjar di atas itu merupakan welingan, pesanan dan amanat
kepada kaum Tamansiswa yang berjuang menghadapi kesulitan hidup dan
rintangan-rintangan yang hebat terutama di waktu jaman pemerintahan kolonial.
Ia menjadi mantra yang menguatkan keyakinan perjuangan kaum Tamansiswa.
C . Pedoman Operasional
Praktis
Yang berupa ajaran(pedoman
operasional praktis):
a.
Tri Pantangan: pantang menyalah
gunakan kekuasaan/wewenang,pantang
menyalahgunakan keuangan,pantang melanggar
kesusilaan.
b. Tri sentra pendidikan: pendidikan di
keluarga,sekolah,di masyarakat.
c.
Tri hayu: memayu hayuning
sarira,bangsa,manungsa.
d. Tri saksi jiwa: cipta,rasa,karsa
e.
Tri nga: ngerti,ngrasa,karsa
f.
Tri kon:
kontinyu,konsentris,konvergen.
g. Tri ko:
kooperatif,konsultatif,korektif.
h. Tri juang: berjuang memberantas
kebodohan,kemiskinan,ketertinggalan.
i.
Tri logi kepemimpinan: Ing ngarsa
sung tulada,ing madya mangun
karsa,tutwurihandayani.
j.
TriN:niteni,nirokke,nambahi.
D.Nasehat
Hidup hemat dan sederhana,Opor
bebek mateng seko awake dewek.
Orang yang
ingin bebas merdeka harus berani hidup tidak menggantungkan pertolongan orang
lain,harus beranu hiduo dengan usahanya sendiri,harus hidup hemat dan sederhana
sesuai pendapatan.
Hidup
melampaui batas kemampuan tergantung pada hutang hilang kemerdekaan
diri,dikuasai orang yang menghidupinya.
·
Tirulah
Hidup Cecah
·
Lebihlah
usaha dari pada bicara
·
Bibit,bebet,bobot
·
Tut
Wuri Handayani
·
Sedumuk
bathuk Senyari Bumi
·
Ngerti-ngrasa-ngelakoni/ilmu
tanpa amal perbuatan adalah kosong perbuatan tanpa ilmu pincang.
·
Ing Ngarso Sun
Tulodo
·
Ing Madyo
Mbangun Karso
·
Tut Wuri
Handayani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar